Yang di-Pertuan Agong (Bahasa Melayu) Raja Malaysia (Bahasa Inggris) | |
---|---|
Gelar | Baginda (Melayu: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda') |
Jenis | Monarki federal elektif konstitusional |
Status | Dipilih melalui rotasi dalam konvensi Majlis Raja-Raja Melayu |
Kediaman | Istana Negara, Jalan Duta, Kuala Lumpur |
Ditunjuk oleh | Majelis Raja-Raja (penguasa-penguasa negara bagian Malaysia) |
Masa jabatan | Lima tahun, tidak dapat diperpanjang segera |
Dasar hukum | Perlembagaan Persekutuan Diraja Malaysia, Pasal 32 |
Pejabat perdana | Tuanku Abdul Rahman Ibni Al Marhum Tuanku Muhammad |
Dibentuk | 31 Agustus 1957 |
Nama takresmi | Raja Malaysia, Sultan Malaysia, Ketua Negara Malaysia |
Wakil | Sultan Nazrin Muizzuddin Shah Ibni Al-Marhum Sultan Azlan Muhibbuddin Shah Al-Maghfurlah |
Gaji | RM 1.054.560 per tahun (Akta Daftar Sipil 1982)[1] |
Situs web | www |
Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong Malaysia disingkat (YDPA Malaysia) adalah gelaran pendek resmi bagi seorang Raja di Malaysia. Posisi ini akan digilirkan setiap lima tahun antara sembilan Raja-raja Tanah Melayu.
Malaysia telah melakukan sistem pemilihan raja mereka sejak kemerdekaannya dari Inggris pada 1957. Dalam tatanan unik, seorang raja akan dipilih secara bergilir di antara para Raja atau Sultan dari sembilan negara bagian di Malaysia yang saat ini masih dipimpin Raja/Sultan. Serta terdapat empat negara bagian lain bukan monarki dan tak dipimpin oleh penguasa Raja/Sultan. Malaysia merupakan salah satu dan satu-satunya negara monarki islam modern yang menganut dan mengekalkan sistem kekuasaan monarki bergiliran.
Sejak tahun 1999, gelaran kehormatan yang lengkap dari Penguasa Tertinggi Malaysia ini adalah, Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di Pertuan Agong Malaysia. Sementara itu isteri atau pasangan sah dari Yang di Pertuan Agong Malaysia disebut sebagai Raja Permaisuri Agong Malaysia. Tempat tinggal resmi Yang di Pertuan Agong adalah di Istana Negara, yang berlokasi di sebuah bukit dan terletak di Jalan Tunku Abdul Halim, tepat di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur. Sementara itu, Yang di Pertuan Agong juga memiliki istana dan tempat persinggahan lainnya di daerah Putrajaya, yang dinamakan Istana Melawati. Istana ini dijuluki sebagai Istana Hinggap, karena istana ini hanya dipakai saat Yang di Pertuan Agong menghadiri Majelis Raja-Raja untuk memilih Raja Malaysia berikutnya.