Zaman kegelapan merupakan sebuah zaman antara runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Renaisans atau munculnya kembali peradaban lama pada abad 5-10 (400-900M). Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama Katolik.
Istilah ini menggunakan citra terang-versus-kegelapan tradisional untuk membandingkan "kegelapan" pada zaman itu (dengan tidak adanya catatan) dengan periode "terang" sebelumnya dan kemudian (banyaknya catatan). Konsep "Zaman Kegelapan" berasal pada tahun 1330-an dengan cendekiawan Italia Petrarca, yang menganggap abad-abad pasca-Romawi sebagai "gelap" dibandingkan dengan cahaya zaman kuno klasik. Ungkapan "Zaman Kegelapan" sendiri berasal dari bahasa Latin saeculum obscurum, yang pada awalnya diterapkan oleh Caesar Baronius pada 1602 ke periode yang kacau pada abad ke-10 dan ke-11. Konsep tersebut kemudian menjadi ciri seluruh Abad Pertengahan sebagai masa kegelapan intelektual antara kejatuhan Roma dan Renaisans. Ini menjadi sangat populer pada abad ke-18.
Ketika pencapaian-pencapaian zaman menjadi lebih dipahami pada abad ke-18 dan ke-20, para sarjana mulai membatasi sebutan "Abad Kegelapan" ke Abad Pertengahan Awal (abad ke-5 hingga ke-10 Masehi), dan sekarang para sarjana juga menolak penggunaannya dalam periode ini. Mayoritas cendekiawan modern menghindari istilah ini sama sekali karena konotasinya negatif, menganggapnya menyesatkan dan tidak akurat. Makna yang merendahkan tetap digunakan, biasanya dalam budaya populer yang sering salah menandai Abad Pertengahan sebagai masa kekerasan dan keterbelakangan.