Bahasa Sunda | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Basa Sunda ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ | |||||||||
Dicipta pada | Abad ke-6 M | ||||||||
Kawasan | Jawa Barat dan diaspora Sunda di seluruh dunia | ||||||||
Etnik | |||||||||
Penutur bahasa | 42,000,000 (2016)[1] | ||||||||
Austronesia
| |||||||||
Bentuk awal | |||||||||
Bentuk piawai | Bahasa Sunda Priangan
| ||||||||
Dialek/loghat | |||||||||
Status rasmi | |||||||||
Bahasa rasmi di | Jawa Barat Banten | ||||||||
Bahasa minoriti dikenali di | |||||||||
Dikawal selia oleh | Lembaga Basa Jeung Sastra SundaBalai Bahasa Provinsi Jawa BaratKantor Bahasa Banten | ||||||||
Kod bahasa | |||||||||
ISO 639-1 | su | ||||||||
ISO 639-2 | sun | ||||||||
ISO 639-3 | Pelbagai:sun – bahasa Sundabac – bahasa Sunda Baduiosn – bahasa Sunda Kuno | ||||||||
Glottolog | sund1251 | ||||||||
Linguasphere | 31-MFN-a | ||||||||
Wilayah dimana bahasa Sunda adalah bahasa asli dan mayoritas
Wilayah dimana bahasa Sunda adalah bahasa minoriti | |||||||||
Bahasa Sunda dituturkan oleh sekitar 42 juta orang dan merupakan salah satu dari rumpun bahasa Austronesia. Sesuai dengan sejarah kebudayaannya, bahasa Sunda dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa Barat, sebagian besar wilayah Banten, dan melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah.
Kerana pengaruh budaya Jawa pada masa kekuasaan kerajaan Mataram-Islam, bahasa Sunda - terutama di wilayah Parahyangan - mengenal undak-usuk atau gradasi berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun, di wilayah-wilayah pedesaan/pegunungan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma (bagi orang-orang daerah Bandung terdengar kasar) tetap dominan.
Dialek (basa wewengkon) bahasa Sunda juga beragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Namun, bahasa baku yang dapat diterima oleh penutur Bahasa Sunda secara keseluruhan adalah yang berakar dari dialek Priangan, atau kerap disebut basa sakola pada masa lalu.
Di Jawa Tengah bahasa Sunda terutama dituturkan di kabupaten Cilacap. Banyak nama-nama tempat di daerah ini yang masih merupakan nama Sunda dan bukan nama Jawa seperti Dayeuh Luhur, Cimanggu dan sebagainya. Ironisnya nama Cilacap banyak yang menentang bahwa ini merupakan nama Sunda. Mereka berpendapat bahwa nama ini merupakan nama Jawa yang "disundakan". Sebab pada abad ke-19, nama ini kerap ditulis sebagai "Clacap".
Wikipedia Bahasa Sunda, ensiklopedia bebas |
|dead-url=
ignored (bantuan)