Keperawanan abadi Maria (bahasa Inggeris: perpetual virginity of Marycode: en is deprecated ), atau Maria tetap perawan selamanya, menegaskan keperawanan Maria yang nyata dan kekal bahkan dalam peristiwa melahirkan Yesus Sang Putra Allah yang menjadi manusia (inkarnasi). Menurut doktrin ini, Maria selalu atau tetap perawan (Bahasa Yunani: ἀειπάρθενοςcode: grc is deprecated , aeiparthenos) sepanjang hidupnya, menjadikan Yesus sebagai satu-satunya putra biologisnya, dimana pembuahan dan kelahiran-Nya dianggap sebagai hal yang ajaib.[2][3]
Beberapa reformis Protestan awal seperti Martin Luther mendukung doktrin keperawanan abadi Maria, dan tokoh pendiri Anglikanisme seperti Hugh Latimer dan Thomas Cranmer turut mengikuti tradisi yang mereka warisi dengan menerima Maria sebagai "yang selalu perawan";[13] namun kebanyakan dari Calvinisme meninggalkannya.[14][15] Sampai saat ini banyak teolog Protestan, terutama dari Anglikan dan Lutheran, tetap mempertahankan doktrin keperawanan abadi Maria.[7][16][17][18] Selain itu John Wesley, pendiri Gereja Metodis, juga menegaskan keperawanan abadi Maria.[19]
^(Inggeris) James Buckley, Frederick Christian Bauerschmidt, Trent Pomplun (2010), The Blackwell Companion to Catholicism, m/s. 315, ISBN1-4443-3732-7CS1 maint: multiple names: authors list (link)
^(Inggeris) Geoffrey W. Bromiley (1995), The International Standard Bible Encyclopedia, m/s. 271, ISBN0-8028-3785-9
^ ab(Inggeris)Merriam-Webster's encyclopedia of world religions, Merriam-Webster, Inc., 1999, m/s. 1134, ISBN0-87779-044-2
^(Inggeris) "Paragraph 2. "Conceived by the Power of the Holy Spirit and Born of the Virgin Mary" §499", Catechism of the Catholic Church, Libreria Editrice Vaticana