Orang Sunda

Suku Sunda
Sunda Wiwitan
Urang Sunda
Urang Sunda
ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ
Jumlah penduduk
± 45.000.000
Kawasan ramai penduduk
Indonesia (2010)41.359.454[1]
       Jawa Barat30.950.858
       Banten6.724.227
       DKI Jakarta1.423.576
       Lampung901.087
       Jawa Tengah451.781
       Sumatra Selatan180.018
       Sumatra Utara82.140
       Jambi79.926
       Riau79.289
       Kalimantan Timur56.080
       Bengkulu52.665
       Kalimantan Barat50.166
       Kepulauan Riau49.849
       Jawa Timur47.127
       Kalimantan Tengah28.694
       Sulawesi Tenggara25.436
       Kalimantan Selatan24.754
       Daerah Istimewa Yogyakarta23.921
       Bangka Belitung19.613
       Sumatera Barat16.221
       Sulawesi Tengah15.178
       Papua13.646
       Aceh12.508
       Bali11.720
       Sulawesi Selatan10.934
       Papua Barat8.050
       Nusa Tenggara Barat4.759
       Maluku4.571
       Sulawesi Utara2.975
       Maluku Utara2.644
       Sulawesi Barat1.805
       Gorontalo1.316
Jepun (2015)1.500[2]
Bahasa
Sunda, Indonesia, serta bahasa-bahasa lainnya (bergantung kepada di mana masyarakat Sunda bertempat tinggal)
Agama
Mayoritas
 • 99,8% Islam Sunni
Minoritas
 • 0,1% Kristian (Protestan & Katolik)
 • 0.06% Kepercayaan asli (Sunda Wiwitan)
 • 0.01% Lainnya ( Buddha dan Hindu)
Kumpulan etnik berkaitan
Orang Batavia, Orang Bali, Orang Sasak & Orang Jawa

Sunda atau Sunda Wiwitan adalah sebuah kumpulan etnik yang menduduki bahagian barat Pulau Jawa di Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 36 juta (15,41% dari penduduk Indonesia). Kebanyakan orang Sunda menganut agama Islam dan mereka menutur sebuah bahasa yang dipanggil, Basa Sunda. Orang Portugis merujuk dalam Suma Oriental bahwa Orang Sunda bersifat jujur dan pemberani. Karakter orang Sunda yang periang dan jenaka seringkali ditampilkan melalui tokoh popular dalam cerita Sunda yaitu Kabayan dan tokoh popular dalam wayang golek yaitu Cepot, anak daripada Semar. Mereka bersifat riang, jenaka, dan banyak akal, tetapi seringkali nakal. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja Samian adalah raja di Nusantara yang terawal melakukan hubungan diplomatik dengan bangsa lain pada abad ke 15 iatu dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Naskhah Perjanjian Sunda-Portugal (Padrão).

  1. ^ Naim, Akhsan; Syaputra, Hendry (2011). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010 (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Badan Pusat Statistik. m/s. 34–38. ISBN 9789790644175.
  2. ^ "Sikap Luwes Rahasia Perantau Sunda di Jepang". ANTARAJABAR. 2015. Diarkibkan daripada yang asal pada 2021-08-07. Dicapai pada 2021-08-07. Unknown parameter |dead-url= ignored (bantuan)

Developed by StudentB