Ruqyah

Ruqyah (Arab: رقية; Inggeris: exorcism) adalah kaedah penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat daripada ‘ain (mata hasad), sengatan haiwan,[1] bisa,[2][3] sihir,[4] rasa sakit,[5] gila, rasukan dan gangguan jin.[6][7]

  1. ^ "Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahawa ada sekumpulan sahabat rasulullah dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang singgah, “Apakah di antara kalian ada yang dapat meruqyah kerana pembesar kampung tersebut disengat binatang atau diserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah, pembesar tersebut pun sembuh. (Hadits riwayat Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201)
  2. ^ Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Aisyah, dia berkata bahwa: “Nabi mengizinkan ruqyah dari sengatan semua hewan berbisa.” (Hadits riwayat. Al-Bukhari no. 5741 dan Muslim no. 2196).
  3. ^ Dari Jabir dia berkata: “Rasulullah pernah melarang melakukan ruqyah. Lalu datang keluarga ‘Amru bin Hazm kepada dia seraya berkata; ‘Ya Rasulullah! Kami mempunyai cara ruqyah untuk gigitan kalajengking. Tetapi anda melarang melakukan ruqyah. Bagaimana itu? ‘ Lalu mereka peragakan cara ruqyah mereka di hadapan dia. Maka dia bersabda: ‘Ini tidak apa-apa. Barangsiapa di antara kalian yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya maka hendaklah dia melakukannya.” (Hadits riwayat Muslim no. 4078).
  4. ^ Ibnu Hajar Al Asqalani menyatakan bahawa; “Yang dimaksudkan dengan ‘Al-Muawwizat’ adalah surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.” (Fathul Bari 9/62).
  5. ^ Di penghujung hayat Rasulullah dalam keadaan sakit. Baginda meruqyah dirinya dengan membaca Al-Mu’awwidzat, ketika sakit baginda semakin parah, maka Aisyah yang membacakan ruqyah dengan Al-Mu’awwidzat tersebut. (Hadits riwayat Al Bukhari no. 4085 dan Muslim no. 2195).
  6. ^ Dari Abu Said bahwa rasulullah dahulu senantiasa berlindung dari pengaruh mata jin dan manusia, ketika turun dua surat tersebut, Dia mengganti dengan keduanya dan meninggalkan yang lainnya” (Hadits riwayat At-Tirmidzi).
  7. ^ Hadits riwayat At Tirmidzi no. 1984, dari shahabat Abu Sa’id.

Developed by StudentB